intensitas hujan yang semakin meningkat membuat khawatir sejumlah warga di Dusun Bokesan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak. Saat ini, ada salah satu sudut talut yang di atasnya terdapat empat rumah warga dalam kondisi berlubang.
Kekhawatiran ini dirasakan Pujo Suwarno, warga Dusun Bokesan. Sudah setahun lebih, dia khawatir rumahnya bakal ikut longsor ditelan aliran Kali Opak. “Setiap hari selalu waspada, terlebih jika hujan turun dan banjir. Sebab jika banjir datang, rumah biasanya bergetar karena ada sebagian tanah yang sudah tidak terlindungi talut lagi,” kata Pujo saat ditemui Harian Jogja, Kamis (24/1/2013).
Talut pengaman di Sungai Opak ini sebenarnya sudah disemen. Talut ini merupakan hasil dari sumbangan pihak swasta sejak banjir lahar dingin tahun 2011 lalu. Permasalahannya, dinding sungai tersebut kini terkikis aliran Sungai Opak sepanjang, tujuh meter. Maka terlihat jelas seperti ada rongga yang cukup besar di bagian bawah, sementara di bagian atasnya masih berdiri rumah-rumah warga.
“Kerusakan sudah terjadi sejak setahun lalu, kami selalu periksa saat hujan. Sebab biasanya aliran sungai yang bertambah membawa serta tanah yang sudah tidak tertutup talut itu. Takutnya, akan terjadi longsor tiba–tiba,” kata Pujo.
Pujo menambahkan, jika di bawah talut yang pecah itu bukan batu cadas, sudah barang tentu pecahan itu akan tergerus aliran Sungai Opak. Namun karena berdiri di atas batu cadas, maka ada penyangga dan membuat lubang tidak terus menjadi besar.