"Bukaan kawah yang sekarang ini sebenarnya tidak benar-benar tepat ke arah selatan, tetapi agak ke tenggara yang berarti bisa mengarah ke Kali Woro, selain peluang terbesar tetap ke Kali Gendol," katanya, di Klaten, Jumat (18/11)
Lebih lanjut dijelaskan, bukaan kawah ke selatan berarti potensi material yang dimuntahkan gunung berapi tersebut saat erupsi adalah mengalir ke Kali Gendol yang ada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Namun karena saat ini posisi bukaan kawah agak condong ke arah tenggara, maka potensi aliran lahar juga mengarah ke Kali Woro yang ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Sumarti menambahkan, Bukit Kendil yang ada di lereng Merapi dan berfungsi sebagai benteng alam penahan aliran material vulkanik saat ini diperkirakan kondisinya sudah rapuh karena pada setiap fase erupsi selalu terkena hantaman lava pijar yang dimuntahkan dari perut Merapi.
Jika pada fase erupsi selanjutnya Bukit Kendil kembali dihantam material vulkanik, kata dia, dikhawatirkan akan runtuh dan material yang keluar dari kantong magma Merapi akan menerjang permukiman yang ada di bawah Bukit Kendil.
Permukiman di bawah Bukit Kendil tersebut yakni Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen yang ada di Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, serta Desa Balerante dan Sidorejo yang ada di Klaten.
"Kalaupun tidak runtuh, saat ini kondisi material vulkanik yang memenuhi Bukit Kendil berpotensi memicu aliran lava pijar pada saat erupsi yang akan datang meloncati bukit tersebut dan langsung menerjang permukiman warga," tambahnya.
Sementara itu, warga yang nekat tinggal di kawasan bahaya erupsi Merapi mengaku sangat paham dengan ancaman yang mengintai mereka.
"Kami tahu tinggal di dusun kami ini berarti sudah siap dengan rIsiko yang harus dihadapi saat erupsi terjadi. Oleh karena itu kami akan segera menyelamatkan diri jika tanda-tanda erupsi sudah akan terjadi lagi," kata Kepala Dusun I Balerante, Desa Balerante, Jainu.
Terkait ancaman tersebut, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Joko Rukminto mengatakan pihaknya akan terus melakukan pendekatan kepada warga Merapi yang tinggal di zona bahaya agar mau direlokasi.
"Kami diberi waktu oleh Pemerintah Pusat sampai akhir 2012 untuk mengupayakan langkah relokasi pada warga Merapi di zona bahaya erupsi. Kalau pada akhirnya warga tetap tak mau direlokasi, nantinya mereka akan hidup dalam konsep `living in harmony with disaster`, atau hidup berdampingan secara harmonis dengan bencana,
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !